Berita UtamaLife StyleManadoSulawesi Utara

Prof Masengi Terima Buku Bumi Karema Dalam Kunjungan Rudhy Bambang Waskito

Foto. Ruthy Bambang Waskito memberikan buku Bumi Karema kepada Prof Dr Ir Alex Kawilarang Warouw Masengi MSc.

MANADO, Joernalinakor.com – Pasca dilantik sebagai salah satu Dewan Pembina Pengurus Persatuan Wartawan Indonedesia (PWI) Provinsi Sulut periode 2021-2026.  Ruthy Bambang Waskito, isteri Mantan Kapolda Sulut Irjen. Pol  (Purn) Drs. Bambang Waskito  menyempatkan diri mengunjungi kota bunga Tomohon.

Tiba di kota Tomohon, Ruthy Bambang Waskito langsung  menyambangi kediaman Prof Dr Ir Alex Kawilarang Warouw Masengi MSc  di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara.

Saat bertemu, Ruthy menyerahkan beberapa buah buku ‘Bumi Karema’  Prof Alex dan kawan-kawan. Prof Alex dan para akademisi, budayawan, pengusaha, serta purnawirawan TNI dan Polri yang hadir dibuat terpukau saat melihat maha karya Ruthy  Bambang Waskito
yang tertuang dalam buku tersebut.

Jujur saya katakan ini adalah  Oleh-oleh pemicu decak kagum, yang diakui Prof Alex sebagai ‘cambuk’ bagi dia dan warga Sulut lainnya.

“Itu sebenarnya dari sudut pandang akademisi, kita harus malu. Pasalnya, kata Prof Alex, Orang yang sebetulnya hanya datang, singgah di Sulawesi Utara, tapi menghasilkan karya seperti itu. Kita kalau buat buku saintis, itu biasa, Tapi orang yang buat buku di luar bidang mereka, itu sangat luar biasa. Ibu Ruthy lakukan itu. Itu yang membuat saya merasa malu,” ungkap Masengi.

Doktor dari The Graduate School of Marine Science and Engineering Nagasaki University, Jepang dan penemu teknologi kapal ikan bersirip ini mengakui, buku ‘Bumi Karema’ sangat bagus. Banyak hal ‘berbeda’, edukatif dan punya pesan yang kuat di dalamnya.

“Isinya bagus, punya nilai edukatif yang kuat. Misalnya beberap hal yang saya lihat orang kelautan tidak tau, ada di situ. Ada juga soal budaya, seni, lingkungan terutama. Dia bisa merangkum, kombain, dan bisa membuat buku seperti itu, hebat,” aku Masengi.

Ia juga mengaku sangat bersyukur dengan kehadiran Ruthy Bambang Waskito di tempat mereka.

“Kesan saya, kedatangan ibu ini luar biasa. Tidak seperti pejabat atau istri pejabat lain, yang kalau mau diundang, agak segan. Kita baru bertemu kemarin, sudah sama-sama datang ke mata air yang disebut orang kaposanan (sakral). Ibu suka lihat air untuk beberapa keperluan di sini. Kebetulan saya punya beberap lokasi di Tomohon yang punya potensi itu. Jadi ibu datang lihat langsung potensi itu,” tuturnya.

Masengi yakin, perjumpaan ini adalah awal untuk mewujudnyatakan harapan besar bagi Sulut ke depan.

“Saya bersyukur, perjumpaan ini adalah berkat. Seperti nama tempat ini, ‘mahtalemtem’, yang artinya air yang merembes dari atas atau gunung. Disebut juga ‘mahlener’. Artinya, air melimpah-limpah. Saya terjemahkan dalam bahasa Jepang, ‘mansai’. Artinya, air melimpah, berkat melimpah, termasuk makan. Jadi, kalau datang di sini, minimal ada ubi,” kata Masengi, diiringi tawa lepas.

Alex Masengi mengakui, ia dan teman-temannya akan saling mendukung dengan rencana Ruthy Bambang Waskito, dalam upaya mendorong perkembangan ekonomi Sulut. Ia juga dengan senang hati akan mendukung usaha yang akan dikembangkan Ruthy di Sulut ke depan.

“Sulut punya potensi yang sangat besar, tapi bagaimana membuat itu bermanfaat, masih belum jelas. Kita punya visi, kita sama-sama dengan orang yang punya kemampuan itu. Kita kembangkan sama-sama pariwisata, pertanian. Kala saya dan teman-teman melalui Koperasi Nusantara Porodisa Sejahtera. Itu yang kita bentuk sama-sama,” terang Masengi.

Akademisi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) ini mengungkapkan, ia dan kawan-kawannya selama ini berpikir dan mengusahakan secara konkret langkah untuk memaksimalkan kekayaan yang ada di wilayah Sulut.

“Kita sudah mulai dengan budidaya sidat (sogili), peternakan ikan, peternakan babi, tanam porang (tanaman umbi-umbian dengan nama latin amorphophallus muelleri). Teman-teman yang datang sore ini, mereka pencinta budaya yang mau sama-sama dengan kita. Mereka juga pengusaha. Mereka berpikir bagaimana memaksimalkan kekayaan yang mereka miliki, mereka mau menggunakan cara saya, menggunakan jaringan-jaringan yang bisa saling mendukung untuk mewujudkan visi kita,” tandas Masengi.

Tak ada sesuatu yang kebetulan pada sebuah perjumpaan ini tutur Ruthy Bambang Waskito.
Baginya, kebersamaan dengan para tokoh Sulut dan keluarga Masengi-Mandagi sore ini adalah kehendak Sang Khalik.

“Saya ketemu para pakar, khususnya Prof Alex Masengi. Beliau pakar macam-macam, banyak sekali. Saya beruntung sekali karena kemarin bersua beliau di acara pelantikan pengurus PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Sulut,” ucap Rose, menjelaskan awal perjumpaan dengan Masengi, para akademisi, budayawan, pengusaha, serta purnawirawan TNI dan Polri, yang baru selesai berdiskusi dengannya.

“Sebelum itu nama prof (Alex Masengi) sudah sering saya dengar, tapi namanya agak susah jadi saya tidak ingat. Ketika pelantikan PWI kemarin, prof pas duduk di sampng saya. Jadi bagi saya pribadi itu bukan sebuah kebetulan. Terima kasih prof dan teman-teman, para tokoh, sudah berkenan menerima saya secara pribadi,” pungkasnya. (RL.WENAS)

Tags

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *