
Riuh memang tangisan
Terdengar seperti terlihat sangar
Ribuan nyawa telah pamit untuk pulang,
Lagi lagi mengenai kuasa Tuhan
Mengenai cobaan yang tak kunjung tuntas.
Corona, barangkali Tuhan Menciptakannya untuk dikenang.
Apakah semua orang bisa tenang?
Bukankah semua pasti berlalu?
Meski harus menahan dua rindu
Tak saling bertemu.
Basa basi memang bukan jawaban Do’amu, bukan pula do’aku.
Pijakan menjadi hilang
Daya belipun menjadi pincang
Harapan kian hari kian menghilang.
Kita sadar akan kepiluan ini
Namun perlu sadar
Terang yang akan datang setelah ini. April 2020
Karya : Nadyia Aini Putri, S.P
Lukisan :Ilham Rahman(Kertasari Kab. Bandung)

Nadyia Aini Putri, S.P
Lahir Di Bandung, 19 Desember 1997, Anak ke 2 dari 4 Bersodara
Pada tanggal 28 November 2019, penulis menyelesaikan perkuliahan di Universitas Siliwangi Tasikmalaya. email : Sandisahidin165@gmail.com